Di Rapat Banggar, Sri Mulyani Sebut 2024 Tahun yang Tidak Mudah

Rabu, 16 Juli 2025 – 07:49 WIB
Jakarta, Viva – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, tahun 2024 yang lalu merupakan tahun yang tidak mudah bagi negara-negara di dunia termasuk Indonesia.
Baca juga:
Tekan Angka Pengangguran, Sri Mulyani Ungkap Strategi Pemerintah
Hal itu diutarakannya dalam rapat pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2024, yang digelar bersama Badan Anggaran alias Banggar DPR RI.
Menkeu mengatakan, berbagai dinamika global turut membuat tahun 2024 cukup berat untuk dijalani oleh negara-negara di dunia. Hal itu misalnya karena ada berbagai perang di sejumlah wilayah, serta adanya ketegangan antara Rusia dan Amerika Serikat.
Baca juga:
Sri Mulyani Sebut APBN 2024 Mampu Redam Dampak Ketidakstabilan Global Bagi RI
“Tahun 2024 bukan tahun yang mudah. Telah kami sampaikan situasi di mana pecah perang dari mulai Ukraina, kemudian di Gaza dan kemudian juga perang dagang antara Amerika dengan RRT dan ketegangan antara Amerika dengan Rusia,” kata Sri Mulyani, dikutip Rabu, 16 Juli 2025.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati
Baca juga:
Pendekatan Politik Luar Negeri Prabowo Dipuji, Mencari Jalur Baru Keluar dari Dominasi Geopolitik Lama
Tak hanya konflik dagang dan perang fisik, Menkeu menambahkan bahwa tantangan di tahun 2024 lalu juga dilengkapi dengan dilaksanakannya gelombang pemilu di 70 negara.
Hal itu belum termasuk tantangan lain di ranah perubahan iklim. Misalnya seperti yang dihadapi Indonesia dengan fenomena El Nino, yang berdampak pada hasil panen petani hingga kenaikan harga bahan pokok sebagai imbasnya.
“Oleh karena itu, APBN bekerja sangat keras untuk meminimalkan dampak dari situasi global yang begitu sangat dinamis atau bergejolak,” ujar Menkeu.
Menteri Keuangan Sri Mulyani
Foto:
- VIVA.co.id/Rahmat Fatahillah Ilham
Meski demikian, Sang Bendahara Negara memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2024 masih terjaga di angka 5,03 persen. Terlebih, Dia juga menyebut bahwa tingkat pengangguran menurun dari yang semula 5,32 persen menjadi 4,9 persen.
“Kemiskinan ekstrim mendekati 0 persen, yaitu di 0,83 persen. Kemiskinan turun ke 9,03 persen dari sebelumnya 9,36 persen, serta indeks pembangunan manusia naik ke 75,02 dari sebelumnya 74,39,” ujarnya.
Halaman Selanjutnya
“Oleh karena itu, APBN bekerja sangat keras untuk meminimalkan dampak dari situasi global yang begitu sangat dinamis atau bergejolak,” ujar Menkeu.