Beyond Words: Kekuatan Kognitif Metafora

Wawasan tentang dimensi struktural dan kognitif yang membuat metafora lebih dari perangkat retoris.
- Di luar retorika: Metafora bukan hanya perangkat gaya tetapi juga struktur linguistik dan kognitif yang stabil.
- Makna Pemetaan: Dua proses metaforis utama menghubungkan konsep konkret dan abstrak dalam jaringan terstruktur.
- Dampak Luas: Temuan memiliki implikasi untuk linguistik, filsafat, AI, dan matematika kognisi.
Metafora adalah aspek mendasar dari bahasa dan kognisi manusia, memungkinkan kita untuk memahami konsep dan hubungan yang kompleks dengan memetakannya ke domain yang lebih akrab dan konkret. Namun, sifat metafora dan cara kerjanya masih belum dipahami dengan baik. Dalam sebuah makalah baru-baru ini, yang diterbitkan dalam PLOS Complex Systems, Max-Planck-Institute for Mathematics in the Sciences Peneliti Marie Teich dan Wilmer Leal bersama dengan sutradara Jürgen Jost telah mengembangkan kerangka kerja formal dan metodologi empiris skala besar untuk menganalisis metafora dan perannya dalam teori metafora konseptual.
Temuan utama
Studi ini menegaskan asumsi mendasar dalam teori metafora konseptual bahwa metafora abadi struktur linguistik dan kognitif, bukan hanya tokoh retoris. Menggunakan alat sistem yang kompleks, para peneliti mengidentifikasi jaringan metafora dengan perbedaan antara kategori abstrak dan konkret, dan dua proses metaforis yang signifikan: pemetaan dari topik konkret hingga abstrak dan munculnya pemetaan baru antara domain konkret. Studi ini juga menemukan bahwa metafora berkonsentrasi pada dua set kecil topik sehari -hari, dengan satu di dalam kelompok beton berfungsi sebagai sumber yang kuat dan domain target, dan yang lainnya dalam kelompok abstrak terutama bertindak sebagai target. Temuan ini menunjukkan bahwa metafora adalah proses kreatif yang didorong oleh kontras dan ketegangan antara topik yang memungkinkan konseptualisasi ulang dan munculnya kesamaan baru.
Implikasi dan arah penelitian di masa depan
Temuan penelitian ini memiliki implikasi yang signifikan bagi para peneliti dalam linguistik kognitif dan filosofi bahasa, terutama yang berfokus pada teori metafora konseptual, bahasa figuratif, dan struktur semantik. Metodologi empiris skala besar yang diusulkan oleh penulis dapat digunakan untuk melakukan penelitian mendasar dalam teori metafora konseptual yang memberikan wawasan baru tentang sifat metafora dan pemikiran kiasan.
Di luar humaniora, karya ini membuka pertanyaan penelitian yang menarik untuk pembelajaran mesin dan kecerdasan buatan, khususnya di bidang -bidang yang berkaitan dengan analogi dan pembelajaran representasi. Metode ini juga menjanjikan matematika kognisi dan epistemologi formal, menawarkan alat untuk mempelajari bagaimana makna abstrak muncul dari pemetaan pelestarian struktur di seluruh domain konseptual.