Sains

Pelajaran dari Peru: apa yang dapat dipelajari oleh Australia tentang meningkatnya risiko demam berdarah

Seekor nyamuk yang diam hinggap di kulit

Australia semakin berisiko terkena wabah demam berdarah, namun penelitian iklim dari Peru dapat memberikan petunjuk tentang cara mengatasinya.

Akankah Laura

Kandidat PhD, Sekolah Lingkungan dan Masyarakat ANU Fenner

Demam berdarah menyebar lebih cepat dari sebelumnya. Pada tahun 2024, dunia mencatat 14,1 juta kasus, dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.

Peru menunjukkan betapa cepatnya penyakit yang berpotensi mematikan ini dapat meningkat. Peru mengalami peningkatan dari hanya 15.000 kasus demam berdarah pada tahun 2019 menjadi lebih dari 250.000 kasus pada tahun 2023.

Saya telah melakukan penelitian di Peru, salah satu negara yang paling parah dilanda demam berdarah, untuk memahami bagaimana kondisi iklim dan cuaca mendorong wabah ini.

Apa yang saya dan kolega saya temukan memberikan pelajaran berharga bagi Australia, di mana penyakit demam berdarah sudah mulai terasa.

Apa itu demam berdarah?

Demam berdarah adalah penyakit virus yang ditularkan oleh nyamuk. Gejala yang paling umum adalah demam, sering disertai nyeri mata, nyeri otot atau tulang, mual, dan ruam, yang berlangsung antara dua hingga 7 hari.

Kebanyakan orang sembuh sepenuhnya, namun dalam beberapa kasus penyakit ini dapat berkembang menjadi demam berdarah parah, yang dapat mengancam jiwa tanpa perawatan medis yang tepat waktu.

Mengingat tingginya angka kejadian demam berdarah secara global, hal ini dapat mengakibatkan puluhan ribu kematian dalam setahun.

Penyebaran demam berdarah sangat bergantung pada cuaca. Suhu yang lebih hangat membantu nyamuk berkembang lebih cepat, makan lebih sering, dan hidup lebih lama dalam kondisi yang tepat. Hujan menyediakan tempat berkembang biak, sementara udara lembab membantu nyamuk bertahan hidup dan tetap aktif, sehingga menciptakan kondisi ideal bagi nyamuk untuk berkembang biak.

Karena kejadian demam berdarah sangat erat kaitannya dengan iklim, para ilmuwan seperti saya dapat menggunakan ambang batas iklim, seperti tingkat panas, curah hujan, atau kelembapan tertentu, untuk membantu memprediksi kapan wabah akan lebih mungkin terjadi dalam beberapa minggu mendatang.

Apa yang bisa kita ketahui dari studi kasus di Peru?

Dalam penelitian baru kami yang dipublikasikan di Jurnal Perubahan Iklim dan Kesehatankami menemukan bahwa kasus demam berdarah di Peru dapat melonjak lebih dari 50 kali lipat ketika suhu, curah hujan, dan kelembapan melewati ambang batas tertentu.

Kami menemukan bahwa ambang batas iklim ini berbeda-beda di berbagai zona iklim di Peru, mulai dari gurun kering hingga bioma hutan hujan, hal ini menunjukkan pengaruh kuat kondisi cuaca lokal terhadap dinamika wabah.

Studi ini menganalisis data iklim dan kesehatan selama 22 tahun (2001-2022) dari wilayah dengan kejadian demam berdarah tertinggi. Dengan menggunakan model pohon regresi yang telah disesuaikan, para peneliti mengidentifikasi pola cuaca yang sering muncul hingga 20 minggu sebelum wabah terjadi.

Pemahaman ini menunjukkan bahwa lonjakan demam berdarah dapat diperkirakan beberapa minggu sebelumnya dengan menggunakan data iklim, sehingga dapat menjadi alat peringatan dini yang berharga untuk perencanaan dan mitigasi kesehatan masyarakat.

Bagaimana dengan demam berdarah di Australia?

Sebagian besar kasus demam berdarah di Australia terjadi pada wisatawan yang tertular penyakit ini dari luar negeri, yang dikenal sebagai kasus impor. Antara tahun 2012 dan 2022, Australia Barat dan New South Wales mencatat jumlah kasus tertinggi.

Namun, risiko wabah lokal tetap ada, terutama di wilayah utara seperti Queensland dan Northern Territory, dimana kondisi hangat dan basah mendukung nyamuk.

Selama periode ini, Australia melaporkan 13.343 kasus demam berdarah, dua kali lipat jumlahnya dibandingkan dekade sebelumnya.

Puncak kasus penularan lokal terjadi pada tahun 2013, dengan Queensland mencatat 560 kasus (96 persen pada tahun tersebut).

Program pengendalian nyamuk yang efektif membantu mengurangi penularan lokal pada tahun-tahun berikutnya, dan tidak ada kasus penularan lokal yang dilaporkan pada tahun 2021 dan 2022. Meskipun ada kemajuan, demam berdarah yang ditularkan secara lokal telah muncul kembali dalam beberapa tahun terakhir, termasuk di Queensland pada awal tahun 2025.

Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan sebagai individu untuk membantu melindungi diri Anda dari demam berdarah. Usahakan untuk menghilangkan genangan air tempat nyamuk berkembang biak, gunakan obat nyamuk atau semprotan serangga, dan tutupi dengan pakaian untuk menghindari gigitan.

Ketika suhu bumi semakin panas, semakin banyak wilayah di Australia yang mungkin menjadi tempat tinggal nyamuk pembawa demam berdarah. Ini berarti peluang terjadinya wabah lebih tinggi di masa depan.

Untuk saat ini, pengendalian dan pencegahan nyamuk telah efektif dalam membatasi penyebaran di Australia. Namun seiring dengan meningkatnya risiko perubahan iklim, sistem kesehatan akan menghadapi tekanan yang semakin besar untuk mencegah wabah demam berdarah.

Gambaran besarnya? Cara terbaik untuk menghentikan penyebaran penyakit seperti demam berdarah adalah dengan membatasi pemanasan global dengan mengurangi emisi gas rumah kaca.

Pada saat yang sama, meningkatkan pemantauan kondisi iklim dan ambang batas demam berdarah akan menjadi kunci untuk melindungi masyarakat dan mempersiapkan diri menghadapi wabah di masa depan di Australia.

Source

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button