Apakah PKK Kurdi sudah menyerah pada mimpinya untuk mempunyai tanah air?

Setelah beberapa dekade melakukan perjuangan bersenjata, para pejuang Partai Pekerja Kurdistan, atau PKK, menarik diri dari Turkiye dan pindah ke Irak utara.
Konflik antara PKK dan pasukan Turki telah menewaskan lebih dari 40.000 orang dalam empat dekade.
Penarikan diri tersebut merupakan langkah terbaru dalam perjanjian dengan Turki, yang menurut kelompok tersebut akan mengubah pemberontakan bersenjata menjadi politik demokratis.
Jadi, akankah Ankara tetap pada pendiriannya dan membiarkan PKK terlibat dalam masyarakat sipil?
Dan apakah otonomi Kurdi kini hanya sekedar impian belaka?
Pembawa acara: Adrian Finihan
Tamu:
Hiwa Osman – mantan penasihat Presiden Irak Jalal Talabani
Mohammed D Salih – peneliti senior non-residen di Institut Penelitian Kebijakan Luar Negeri
Hisyar Ozsoy – mantan wakil ketua Partai Rakyat Demokratik (HDP)
Diterbitkan Pada 27 Okt 2025


