Berita

Bangkai KMP Tunu Pratama Jaya Masih Utuh di Dasar Selat Bali, Terbalik tapi Minyak Tak Tumpah

Selasa, 15 Juli 2025 – 10:49 WIB

Banyuwangi, VIVA – Tim Basarnas akhirnya membeberkan kondisi terbaru bangkai KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di perairan Selat Bali pada Rabu, 2 Juli 2025 lalu.

Baca juga:

Kepala Mayat Pria di Ciliwung Masih Ada, Polisi: Sudah Tidak Utuh

Kapal penyeberangan yang mengangkut puluhan penumpang itu ditemukan masih dalam kondisi utuh, meski terbalik di dasar laut. Temuan ini menjadi titik terang penting dalam proses investigasi penyebab kecelakaan laut tersebut.

“Masih utuh, gambaran yang kita dapat masih utuh, dan selama kita nyari juga nggak ada tumpahan minyak, bocor, nggak ada, selama saya 13 hari di sini,” ujar Deputi Bidang Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Ribut Eko Suyatno, Selasa 15 Juli 2025.

Baca juga:

Ngeri! Ada Intimidasi ke Dokter hingga Dugaan Obstruction of Justice pada Kasus Kematian Brigadir Nurhadi

Jenazah diduga korban KMP Tunu Jaya tenggelam ditemukan di perairan Jembrana

Bangkai kapal ditemukan pada kedalaman antara 40 hingga 50 meter di bawah permukaan laut. Kondisinya dalam posisi terbalik, namun tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan besar yang biasanya muncul akibat kebocoran atau ledakan.

Baca juga:

Hanya karena Keluar dari Hotel, Seorang Pria Diperas Rp130 Juta oleh 9 Wartawan Gadungan

“Pada kedalaman antara 40-50 meter. Dari datum di bawah ini kami menemukannya, posisinya terbalik,” katanya.

Dia menyebutkan bahwa bangkai kapal akan segera diangkat dari dasar laut. Proses ini akan melibatkan dua tahap penting yakni salvage (pengangkatan) dan investigasi teknis untuk mengungkap penyebab tenggelamnya kapal.

Pengangkatan ini bukan hanya penting untuk penelusuran teknis, tapi juga untuk mengetahui nasib korban yang hingga kini masih belum ditemukan. Tim SAR gabungan masih terus melakukan penyisiran dan pencarian korban yang diduga terperangkap di dalam bangkai kapal atau terbawa arus laut.

“Ini juga nanti ada kegiatan untuk kepentingan investigasi pasti ada kepentingan salvage juga. Nah di sinilah bergabung fase-fasenya, fase investigasi dengan fase pengangkatan bangkai kapal itu bisa bergabung, salvage namanya dengan investigasi,” kata dia lagi.

Halaman Selanjutnya

Pengangkatan ini bukan hanya penting untuk penelusuran teknis, tapi juga untuk mengetahui nasib korban yang hingga kini masih belum ditemukan. Tim SAR gabungan masih terus melakukan penyisiran dan pencarian korban yang diduga terperangkap di dalam bangkai kapal atau terbawa arus laut.

Halaman Selanjutnya



Sumber

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button