Burger King menjadi lebih dari tiga gerai di Tiongkok berdasarkan rencana usaha patungan

Jaringan restoran cepat saji ini berencana untuk berekspansi ke lebih dari 4.000 lokasi di Tiongkok berdasarkan kesepakatan dengan perusahaan ekuitas swasta yang berbasis di Beijing.
Diterbitkan Pada 11 November 2025
Burger King berencana menambah lebih dari tiga kali lipat jumlah restorannya di Tiongkok dalam satu dekade melalui usaha patungan baru dengan mitra lokal, kata raksasa makanan cepat saji tersebut.
Perusahaan patungan tersebut, Burger King China, akan menerima investasi sebesar $350 juta dari perusahaan ekuitas swasta CPE berdasarkan rencana untuk mendorong ekspansi merek tersebut, kata perusahaan induk Restaurant Brands International (RBI) dalam sebuah pernyataan pada hari Senin.
Cerita yang Direkomendasikan
daftar 4 itemakhir daftar
Berdasarkan kesepakatan tersebut, jaringan restoran cepat saji ini akan berupaya memperluas jangkauannya ke lebih dari 4.000 lokasi di Tiongkok pada tahun 2035, naik dari sekitar 1.250 lokasi saat ini.
Setelah ikatan tersebut selesai, CPE yang berbasis di Beijing akan memegang sekitar 83 persen saham di perusahaan tersebut dan RBI akan mempertahankan sekitar 17 persen saham serta kursi di dewan direksi.
CEO RBI Joshua Kobza mengatakan kesepakatan itu akan membuka “potensi penuh” Burger King di Tiongkok.
“Tiongkok tetap menjadi salah satu peluang jangka panjang yang paling menarik bagi Burger King secara global,” kata Kobza dalam sebuah pernyataan.
“Investasi kami baru-baru ini dan usaha patungan ini menggarisbawahi kepercayaan kami terhadap pasar Tiongkok.”
Burger King memasuki pasar Cina pada tahun 2005, membuka gerai pertamanya di seberang kuil Buddha di pusat kota Shanghai.
Namun jaringan burger tersebut, yang didirikan pada tahun 1953 di Jacksonville, Florida, dengan nama Insta-Burger King, telah berjuang untuk menyamai kesuksesan para pesaingnya yang berbasis di Amerika Serikat seperti McDonald's dan KFC.
KFC memiliki lebih dari 12.600 restoran di Tiongkok pada bulan September sementara McDonald's mengoperasikan sekitar 6.800 gerai di negara tersebut tahun lalu, menurut data perusahaan.
Pekan lalu, jaringan kopi Amerika, Starbucks, mengumumkan akan menjual 60 persen saham bisnisnya di Tiongkok kepada perusahaan ekuitas swasta yang berbasis di Hong Kong setelah bertahun-tahun kehilangan pangsa pasarnya karena pesaing lokal.
Dalam pernyataan yang mengumumkan kesepakatan tersebut, CEO Starbucks Brian Niccol mengatakan kerja sama dengan Boyu Capital menghadirkan “jalan untuk berkembang” dari sekitar 8.000 kedai kopi saat ini menjadi lebih dari 20.000 kedai kopi.


