Hedgewar dikunjungi kembali: Tur Hindu YUVA Dr. Sachin Nandha mempertajam catatan sejarah yang kabur

Hindu YUVA USA baru-baru ini menyambut Dr. Sachin Nandha, cendekiawan, penulis, dan direktur Pusat Internasional untuk Keberlanjutan (Inggris), untuk tur multi-kampus di AS untuk membahas buku barunya, Hedgewar: Biografi Definitif. Tur ini mendorong siswa untuk terlibat dengan penelitian Dr. Nandha tentang peran KB Hedgewar dalam meletakkan dasar bagi pembaruan budaya dan pembangunan kembali modal sosial di India pasca kemerdekaan. Periode tersebut bergema terutama di kalangan umat Hindu secara global, dan membentuk identitas mereka saat ini.
Percakapan ini berlangsung dengan latar belakang intelektual yang lebih luas: pemeriksaan yang terus menerus mengenai bagaimana kerangka kolonial telah membentuk cara umat Hindu berbicara tentang diri mereka sendiri dan peradaban mereka. Inspeksi diri ini sudah lazim dilakukan oleh banyak masyarakat pascakolonial, dan menanyakan pertanyaan sederhana: bagaimana suatu komunitas dapat memperoleh kembali kejelasan setelah beberapa generasi berpikir dengan menggunakan istilah orang lain? Kebangkitan kesadaran Hindu dalam konteks ini berarti belajar membaca tradisi sendiri tanpa distorsi warisan.
Di seluruh Amerika, ceramah Dr. Nandha menarik banyak sekali audiens yang beragam, sehingga menciptakan suasana yang menstimulasi dan mendorong refleksi yang disiplin. Dia berpendapat bahwa Hedgewar mendirikan Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS) sebagai upaya apolitis untuk mengatasi perpecahan – agama, kasta, gender, dan kelas – yang ditinggalkan oleh pemerintahan Inggris. Kisahnya tentang kehidupan Hedgewar sangat bernuansa, menghindari hagiografi dan pemecatan refleksif. Pertanyaan-pertanyaan dari para hadirin bersifat tajam dan, dalam banyak kasus, menuntut, mendorong pembicaraan ke dalam sejarah, politik, dan pembentukan institusi-institusi sipil.
Hindu YUVA tetap berkomitmen pada pertukaran ide secara terbuka dan menolak segala bentuk intoleransi. Acara kami bertujuan untuk menumbuhkan rasa saling menghormati dengan mengundang siswa dari berbagai latar belakang untuk mengajukan pertanyaan sulit dan terlibat dalam diskusi yang bijaksana. Perbedaan pendapat bukanlah masalah yang harus dihindari, namun suatu kondisi pembelajaran. Ketika sebuah kampus bersedia mendengar dari sudut pandang minoritas, semua orang akan mendapatkan pandangan yang lebih jelas tentang dunia yang mereka tinggali. Kami akan terus menawarkan suasana di mana percakapan bersifat penuh hormat, rasa ingin tahu didorong, dan penyelidikan terbuka.
###
Kontak:
Viswajith Mallampati
Hindu YUVA
[email protected]
Penafian: Pandangan dan opini yang diungkapkan dalam artikel ini adalah milik penulis dan tidak mencerminkan kebijakan atau posisi resmi RNS atau Religion News Foundation.

