Kabut asap berbahaya menyelimuti New Delhi setelah kembang api Diwali

Kabut asap tebal menyelimuti New Delhi setelah jutaan orang merayakan festival Hindu Diwali dengan petasan, menyebabkan tingkat polusi udara melonjak ke tingkat berbahaya.
Orang-orang yang bersuka ria di kota itu meledakkan petasan hingga Senin malam, memenuhi udara dengan asap dan partikel halus yang bercampur dengan polusi musiman dan kondisi cuaca yang stagnan.
Pada Selasa pagi, Indeks Kualitas Udara kota tersebut telah naik di atas 350 di beberapa lingkungan, tingkat yang dianggap “parah” dan berbahaya untuk dihirup, menurut rekomendasi paparan maksimum harian Organisasi Kesehatan Dunia.
Kelompok pemantau udara Swiss, IQAir, memperkirakan New Delhi adalah 442, menjadikan ibu kota India ini sebagai kota besar paling tercemar di dunia.
Jarak pandang juga menurun di beberapa bagian kota karena kabut abu-abu menyelimuti jalan-jalan, gedung-gedung tinggi, dan monumen bersejarah.
“Saya belum pernah melihat hal seperti ini sebelumnya. Kami tidak dapat melihat apa pun di sini karena polusi,” kata Vedant Pachkande, seorang turis yang berkunjung ke New Delhi.
Delhi sepertinya tidak akan mendapatkan bantuan dalam beberapa hari mendatang, dan Kementerian Ilmu Pengetahuan Bumi memperkirakan bahwa kualitas udara akan tetap berada dalam kategori “Sangat Buruk hingga Buruk”.
Ibu kota India dan distrik-distrik di sekitarnya rentan terhadap kabut asap tebal setiap musim dingin karena udara dingin dan berat memerangkap debu konstruksi, emisi kendaraan, dan asap dari kebakaran lahan pertanian, menyebabkan banyak dari 20 juta penduduknya menderita penyakit pernapasan.
Mahkamah Agung India pekan lalu melonggarkan larangan petasan di kota tersebut, mengizinkan penggunaan apa yang disebut “kerupuk hijau” selama maksimal tiga jam masing-masing pada hari Minggu dan Senin, meskipun para saksi melihat petasan dinyalakan di luar waktu yang ditentukan, menurut laporan Reuters.
Emisi dari kembang api 30% hingga 50% lebih rendah dibandingkan kembang api konvensional.
Baca selengkapnya:
Starmer mendapat sambutan karnaval di India
Pihak berwenang di New Delhi telah menerapkan langkah-langkah lain untuk mengendalikan tingkat polusi, termasuk pembatasan aktivitas konstruksi dan pembatasan generator diesel.
India bukan satu-satunya negara di Asia Selatan yang berjuang melawan udara beracun.
Di negara tetangga, Pakistan, pemerintah telah menerapkan 'rencana darurat' untuk mengatasi polusi, yang mencakup tindakan terhadap kebakaran lahan pertanian dan kendaraan yang mengeluarkan asap, serta penggunaan senjata anti-kabut asap di daerah yang tercemar.
Namun para pemerhati lingkungan mengatakan solusi jangka panjang, seperti energi yang lebih bersih dan pengendalian emisi kendaraan yang lebih ketat, diperlukan untuk mencegah krisis tahunan di India.



