5 kesalahan umum yang dilakukan fotografer makro pemula — dan cara menghindarinya

Fotografi makro adalah salah satu genre yang terasa ajaib saat pertama kali mencobanya. Tiba-tiba, benda sehari-hari seperti dedaunan, serangga atau bahkan tekstur pada benda rumah tangga berubah menjadi sesuatu yang luar biasa jika dilihat dari dekat dengan a lensa makro. Ini adalah cara yang bagus untuk mendorong kreativitas Anda, namun juga memiliki serangkaian tantangan unik dibandingkan dengan gaya fotografi lainnya. Saat Anda memasangkan lensa makro dengan salah satu kamera terbaik untuk fotografi satwa liarseperti Canon EOS R6 II atau tingkat pro Nikon Z8langit adalah batasnya.
Berikut adalah lima kesalahan pemula yang paling umum dalam fotografi makro — dan beberapa tip sederhana untuk membantu Anda menghindarinya.
1. Memilih aperture yang salah
Salah satu rintangan pertama dalam fotografi makro adalah kedalaman bidang. Pada jarak dekat, ia menjadi sangat tipis. Bidik terbuka lebar pada f/2.8 dan Anda akan sering menemukan hanya sebagian kecil subjek Anda yang tajam — mungkin ujung kelopak atau bagian mata serangga — sementara yang lainnya melebur menjadi kabur.
Di sisi lain, menurunkan aperture ke f/22 atau lebih tidak serta merta menyelesaikan masalah. Meskipun meningkatkan kedalaman bidang, difraksi (efek pelembutan yang terjadi pada aperture sangat kecil) dapat merampas detail halus gambar Anda.
Sweet spot biasanya berada di tengah, sekitar f/8 hingga f/11. Pada pengaturan tersebut, Anda akan memiliki kedalaman bidang yang cukup untuk menangkap subjek secara lebih penuh, tanpa kehilangan ketajaman. Bukaan Anda juga akan bergantung pada seberapa banyak cahaya sekitar yang tersedia untuk Anda.
2. Mengabaikan cahaya
Cahaya selalu penting dalam fotografi, tapi ini sangat rumit ketika Anda bekerja dekat dengan subjek Anda. Memotret di luar ruangan di bawah sinar matahari yang cerah mungkin tampak ideal, namun sering kali menghasilkan bayangan tajam dan sorotan tajam yang menutupi detail halus subjek Anda. Di sisi lain, pencahayaan redup dapat memaksa Anda menggunakan kecepatan rana yang lebih lambat sehingga menimbulkan kekaburan.
Solusinya adalah mengontrol cahaya Anda sebaik mungkin. Pastikan Anda tidak menangkap bayangan kasar apa pun pada gambar Anda, dan hindari menghalangi cahaya dengan tubuh Anda. Diffuser sederhana dapat melembutkan cahaya yang keras, dan reflektor kecil dapat memantulkan cahaya kembali ke subjek untuk mengurangi bayangan. Bahkan selembar kartu putih atau kertas dapur dapat berfungsi sebagai reflektor darurat saat Anda baru memulai.
3. Mengandalkan autofokus
Fokus otomatis telah berkembang pesat, tetapi bahkan sistem fokus otomatis terbaik pun kesulitan menghadapi makro. Karena bidang fokus sangat dangkal, kamera sering kali mengunci titik yang salah pada subjek. Anda pikir Anda telah berhasil, namun tiba di rumah dan menemukan detail penting, seperti mata serangga, tidak fokus.
Itu sebabnya fokus manual adalah teman terbaik Anda dalam fotografi makro. Dengan mengontrol fokus, Anda dapat memastikan bagian paling tajam dari gambar Anda tepat berada di tempat yang Anda inginkan. Menggunakan tampilan langsung dan fokus memuncak menjadikannya lebih mudah, karena Anda dapat melihat dengan tepat bagian gambar mana yang menjadi fokus. Anda juga dapat menggerakkan kamera maju dan mundur secara perlahan — dikenal sebagai 'memfokuskan dengan kaki Anda' — hingga bagian subjek yang diinginkan berada dalam fokus tanpa harus menggeser pegangan Anda pada lensa untuk menggunakan cincin fokus. Hal ini tidak hanya membuang-buang waktu, namun gerakan ini mungkin membuat subjek Anda takut.
Jika Anda serius dengan makro, Anda dapat mempertimbangkan untuk memasang rel fokus pada tripod. Ini memungkinkan Anda membuat penyesuaian kecil dan tepat pada titik fokus Anda.
4. Meremehkan dampak guncangan kamera
Guncangan kamera adalah pembunuh diam-diam terhadap hasil foto yang tajam — terutama dalam fotografi makro. Pada perbesaran tinggi, bahkan getaran terkecil sekalipun — menekan tombol rana, hembusan angin, atau bahkan pernapasan Anda sendiri — dapat mengaburkan gambar Anda. Hanya karena subjek Anda mungkin tidak bergerak, bukan berarti Anda tidak bergerak.
Untuk mengatasi hal ini, stabilitas adalah kuncinya. Tripod adalah solusi paling andal, namun jika Anda lebih suka memotret dengan tangan, pastikan untuk menggunakan stabilisasi gambar dan bidik kecepatan rana yang lebih cepat dari yang biasanya Anda anggap perlu. Menggunakan mode burst juga dapat meningkatkan peluang Anda untuk mendapatkan bingkai yang tajam — laju burst yang cepat adalah fitur utama dari banyak mode tersebut kamera terbaik untuk fotografi satwa liar.
5. Mengamati latar belakang dan komposisi
Saat Anda memperbesar subjek yang kecil, mudah untuk melupakan apa yang ada di baliknya — terutama karena Anda tidak dapat mengarahkan serangga untuk hinggap tepat di tempat yang Anda inginkan. Latar belakang yang berantakan dengan helaian rumput atau titik cahaya terang dapat sepenuhnya mengalihkan perhatian subjek Anda. Sangat mudah untuk fokus pada detail teknis dan mengabaikan komposisi Anda, yang sama pentingnya dalam fotografi makro seperti halnya dalam genre lainnya.
Lebih memperhatikan latar belakang gambar Anda adalah kunci untuk menyempurnakan gambar makro Anda, yang paling mudah dilakukan saat Anda bekerja dengan subjek diam, seperti tanaman atau benda rumah tangga. Saat Anda memotret serangga, cobalah mengubah posisi diri Anda pada berbagai sudut hingga Anda menemukan komposisi yang Anda sukai. Selain itu, perhatikan kontras warna. Serangga hijau terang pada daun hijau akan hilang, namun jika Anda bergerak sedikit untuk memotretnya dengan latar belakang gelap, serangga tersebut akan lebih menonjol.



