Peneliti Menyelidiki Perubahan Warna Genetik pada Labu

Peneliti Universitas Bonn Selidiki Perubahan Warna Genetik pada Labu Peneliti Universitas Bonn Selidiki Perubahan Warna Genetik pada Labu
Nancy Choudhary, Marie Hagedorn dan Profesor Boas Pucker dari Institut Botani Seluler dan Molekuler telah melakukan penelitian ekstensif untuk menyelidiki informasi genetik 258 spesies dari 15 suku keluarga labu, yang meliputi labu, mentimun, zucchini, dan melon. Data mereka menunjukkan bahwa semua labu tidak memiliki gen sentral yang digunakan sebagian besar tanaman berbunga untuk membuat antosianin.
Peran antosianin dan karotenoid
Antosianin adalah pigmen alami yang memberi warna merah jambu, merah, dan biru cerah pada banyak tanaman pada bunga dan buah. Namun, mereka lebih dari sekedar tambahan visual, mereka juga melindungi tanaman dari radiasi UV, membantu menangkis patogen dan menarik penyerbuk. Studi ini menunjukkan bahwa labu telah sepenuhnya melepaskan pigmen-pigmen ini selama evolusinya – dan bukan hanya enzim yang diperlukan untuk pigmentasi tetapi juga gen “pengalih” yang mengendalikan seluruh proses.
Sebaliknya, labu memanfaatkan pigmen lain, terutama karotinoid, yang menghasilkan warna kuning, oranye, dan merah dan telah lama dikaitkan dengan warna khas pada banyak varietas labu. Analisis genetik para peneliti mengungkapkan tingkat aktivitas yang jauh lebih tinggi di antara gen-gen karotenoid dibandingkan dengan keluarga tanaman terkait, sebuah tanda bahwa labu telah secara aktif mengembangkan jalur alternatif ini seiring dengan evolusi mereka.
Hilangnya warna secara bertahap
Pengamatan menarik lainnya adalah hilangnya antosianin ini tampaknya berlangsung dalam jangka waktu yang lama: pada beberapa anggota keluarga yang sangat awal, seperti Bayabusua clarkei, para peneliti masih berhasil menemukan sisa-sisa gen lama. Hal ini menunjukkan bahwa warna telah memudar secara bertahap-pertama gen pengontrol menghilang, kemudian gen pigmen sebenarnya.
Signifikansi evolusioner dari hilangnya gen
Bahwa seluruh keluarga tumbuhan kehilangan seluruh jalur pigmen dipandang sebagai hal yang tidak biasa. Jarang sekali dalam evolusi fungsi-fungsi vital seperti itu ditinggalkan sepenuhnya, terutama dalam keluarga yang begitu besar dan beragam. Studi ini menunjukkan bahwa hilangnya karakteristik kompleks pun bisa menjadi cara sukses untuk beradaptasi.
Pracetak ini memberikan wawasan baru tentang kemunculan dan mutasi sistem warna pada tanaman—dan, secara kebetulan, menjelaskan mengapa labu cenderung tetap berwarna oranye selamanya.



